Selasa, 26 Februari 2013
MADZAB HANBALI
22.18
No comments
Madzab
HANBALI
Madzab Hanbali merupakan madzab yang
muncul paling akhir yang didirikan oleh Imam Hanbali. Madzab ini berpegang pada
hadis Nabi Muhammad SAW dan tradisi para sahabat. Pengamat menganggap madzab
Hanbali merupakan kristalisasi paling nyata dari madzab para sahabat karena
Hanbali menaruh perhatian besar terhadap fatwa para sahabat. Kemunculan madzab
Hanbali merupakan reaksi terhadap sikap yang belebihan dari beberapa aliran
Islam, seperti Syiah, Khawarij, Muktazilah, Kadariah, dan Murji’ah. Kaum
Muktazilah misalnya menganggap bahwa Alqur’an adalah makhluk ciptaan Tuhan.
Berbeda dengan Imam Syafi’i yang melakukan ijtihad dengan memadukan hadis dan
rasio, Imam Hanbali justru melawan ijtihad dengan berpegang teguh pada hadis
dan fatwa para sahabat.
IMAM HANBALI
Imam Hanbali merupakan salah seorang
dari empat imam madzab yang terkenal di dunia Islam. Nama lengkap beliau adalah
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. Setelah menjadi ulama’ besar, beliau lebih
dikenal dengan Imam Hanbali. Beliau lahir pada 164 H di Salam, Baghdad dan
wafat pada 214 H. Ketika usianya masih relatif muda, beliau sudah hafal
Al-Qur’an. Perhatiannya sangat besar pada ilmu pengetahuan. Beliau dengan tekun
belajar hadis, bahasa, dan administrasi. Disamping itu beliau juga menaruh
perhatian besar pada hadis-hadis Nabi SAW. Begitu beasarnya sehingga beliau
pergi melawat ke berbagai kota untuk mendapatkan hadis, antara lain Beliau
pernah ke Hedzjaz, Kufah, dan Basra. Atas usahanya itu, akhirnya ia dapat
menghimpun ribuan hadis yang dimuat dalam karyanya MusnadAhmad ibn Hanbal.
MENIMBA ILMU
Imam Hanbali banyak menimba ilmu
dari sejumlah ulama’ dan para fukaha besar, antara lain Abu Yusuf (seorang
hakim dan murid Abu Hanifah) dan Hisyam bin Basyir bin Abi Kasim (w. 183 H,
ulama’ hadist di Baghdad). Abu Yusuf mengajarkan pelajaran fikih kepada Imam
Hanbali, sedangkan Hisyam bin Basyir bin Kasim mengajarkan hadist. Ketika Imam
Hanbali menimba ilmu pada Imam Syafi’i, beliau mengikutinya sampai ke Baghdad.
Suatu ketika seseorang menegurnya, “Anda telah sampai ketingkat mujtahid dan
pantas menjadi imam. Mengapa masih menuntut ilmu? Apakah Anda akan membawa
tinta kekuburan?” Imam Hanbali pun menjawab,”Saya akan menuntut ilmu sampai
saya masuk ke liang kubur.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar